Jumat, 30 Oktober 2015

Berkarya dengan LaTex

Salah satu hal yang paling saya sesali ketika menggunakan Linux sebagai sistem operasi komputer saya adalah ketika saya menyadari bahwa di Linux tidak ada fitur semacam equation (di Microsoft Word) yang biasa saya gunakan untuk menulis persamaan matematik.
Di Linux memang ada WPS Office yang mempunyai tampilan persis seperti Microsoft Office, tapi ternyata ia belum dilengkapi dengan fitur equation tersebut. Di Linux juga ada Libre Office, yang punya fitur semacam equation, tapi font-nya kurang cantik dan cara penggunaannya rumit.
Writer Office



Libre Office

Saat saya sangat butuh untuk menulis persamaan matematik, tapi ternyata Linux belum mendukung dengan baik, saya frustasi. Ingin kembali ke Windows.
Sampai akhirnya saya menemui bahwa Libre Office dapat ditambahi dengan fitur LaTex, yang dapat digunakan untuk membuat persamaan matematik dengan cantik.




Pertama kali menggunakan LaTex, saya cukup kesulitan. Ada banyak hal baru yang membuat saya bingung, karena LaTex menggunakan sistem semacam kode bahasa pemrograman untuk membuat persamaan matematis. Jika di equation Microsoft Office saya hanya perlu menulis 1/2 untuk menulis bentuk pecahan satu per dua, di LaTex Libre Office saya harus menulis \frac{1}{2}. Rumit? Ya iyalah! 
Namun setelah sering menggunakannya, saya pun terbiasa, dan mulai menyukainya. Ada satu hal menarik dari LaTex yang membuat saya betah bersamanya. Apa? Fontnya cantik sekali! Punya nilai seni lebih daripada equation Microsoft Word.
Saya pun telah menulis (sedikit) karya dengan bantuan LaTex ini, seperti yang telah saya unggah di pos sebelum-sebelumnya:
Berkarya dengan LaTex juga memberi saya nilai lebih. Karena tidak (belum) banyak orang yang bisa menggunakan LaTex. Hihihi.

0 komentar:

Posting Komentar