Jumat, 18 September 2015

Kompetisi Sains Madrasah 2014

Saya tidak suka masa lalu, karena kelak saya tidak akan hidup di masa lalu. Kelak saya akan hidup di masa depan.
Tapi karena masa depan masih belum jelas, saya pikir ada baiknya kalau terlebih dahulu saya melihat masa lalu.

***
Setelah post ini saya akan menulis (mendokumentasikan) lebih banyak tentang masa lalu saya. Masa lalu yang indah, sedih, menyedihkan, menyakitkan, dan yang membahagiakan. Masa lalu yang akan sangat sayang jika ia terlupakan begitu saja.
Untuk kali ini saya akan bercerita tentang kisah saya setahun yang lalu, di Kompetisi Sains Madrasah (KSM) 2014.

Pada Dasarnya Saya Sangat Tertarik Dengan Ilmu Fisika


Saya sangat tertarik dengan ilmu fisika, dan oleh karena itu saya selalu menyempatkan diri untuk belajar ilmu fisika secara mandiri. Jika ada kesulitan saya bertanya pada guru, atau siapapun yang dapat saya tanyai. Menghabiskan waktu luang dengan membaca buku, mengidentifikasi, dan melatih analisis fisika.
Hari-hari saya selalu penuh dengan rasa penasaran. Penasaran terhadap pertanyaan-pertanyaan kecil dan besar dari fisika. Rasa penasaran yang benar-benar mengasyikkan.

KSM Bidang Fisika Tingkat Kabupaten


(2014) Sampai akhirnya datanglah berita gembira dari teman saya, pengurus OSIS bidang pendidikan di sekolah saya (MA Raudlatul Ulum). Ia menjelaskan tentang akan diadakannya seleksi tingkat kabupaten Olimpiade untuk anak madrasah, yang namanya Kompetisi Sains Madrasah (KSM). Dan ia menjelaskan bahwa ia telah mengajukan saya ke pihak sekolah untuk mewakili bidang Fisika.
Terhitung ada rentang waktu 7 hari sejak saya diberitahu dan waktu lomba itu akan dilaksanakan. Seumur-umur saya belum pernah mengikuti lomba atau olimpiade semacam ini, dan ini adalah pertama kalinya. Apa yang dapat dipelajari selama 7 hari? Apakah soal olimpiade dapat dipelajari hanya dalam waktu 7 hari? Tentu saja tidak. Tapi untungnya saya telah menghabiskan banyak waktu saya untuk belajar ilmu fisika (yang salah satunya adalah belajar soal olimpiade). Maka dalam rentang waktu 7 hari itu saya cukup mengulang sedikit saja.
Saya sama sekali tidak cerita kepada orang tua (dan keluarga) tentang hal ini. Saat itu Bapak saya sedang stroke, saya khawatir jika saya memberitahu tentang lomba ini, beliau akan kepikiran tentang saya. Maka dari itu saya tidak cerita sama sekali. 
Hanya ketika pagi hari sebelum berangkat lomba, akhirnya saya bercerita pada Ibu saya tentang lomba itu, dan saya yakin Ibu saya merahasiakan itu dari Bapak saya. 
Saya berangkat ke sekolah, lalu diantar pihak sekolah ke tempat lomba, mengerjakan soal, lalu pulang.
Besok adalah pengumuman, dan saya mendapat juara pertama.
Barulah saya bercerita pada Bapak saya tentang prestasi itu. 

Tingkat Provinsi


Setelah mengikuti KSM tingkat kabupaten, selanjutnya saya mewakili Kabupaten Pati dalam KSM tingkat Provinsi.
Tersedia selang waktu sekitar satu bulan setelah KSM tingkat kabupaten, dan saya memanfaatkan waktu itu untuk terus memantapkan pemahaman fisika saya. 
Selang satu bulan, lomba itu akhirnya dilaksanakan.
Pengumuman hasil lomba diberitahukan seminggu setelah lomba itu.
Dan hasilnya?
Ah... Sebenarnya hari ini sudah pengumuman, tapi server web kementrian agama sedang down, sehingga saya belum bisa melihat ketika pengumuman itu disampaikan.
Besoknya pengumuman itu baru bisa dibuka. Dan... saya juara pertama!
Ouh... betapa senangnya saya, Bapak-Ibu saya, dan juga sekolah saya.

Anak Kampung Yang Terdampar di Makassar


Puncak dari Kompetisi Sains Madrasah (KSM) ini adalah ketika akhirnya saya mewakili Provinsi Jawa Tengah untuk bidang Fisika MA pada KSM tingkat nasional di Makassar.
Saya menjadi orang pertama di keluarga saya yang pernah naik pesawat terbang. Iya, saya terbang naik pesawat dari Semarang menuju Surabaya dan kemudian menuju Makassar.
Uh... melihat awan yang indah dari dalam pesawat.
Ketika sampai di Makassar, saya diantar menuju hotel Grand Clarion. Hotel besar berbintang lima. Di sinilah saya kelihatan noraknya. Melihat kunci pintu memakain kartu, pancuran air yang bisa diatur hangat/dingin, dan masih banyak lagi lainnya.
Nah, intinya setelah itu saya ngikutin prosedur lomba. Hari kedua tes teori, hari ketiga tes eksperimen, hari keempat bebas mau ngapain, hari kelima pengumuman..
Alhamdulillah, saya dapet medali perak dengan hadiah 10 juta.

Ini foto saya bersama seluruh kontingen dari Jawa Tengah. Saya yang berdiri di belakang, pake peci hitam.


Perjalanan KSM Belum Selesai, Saya Diundang Ke ITB


Apakah dengan berakhirnya lomba, kegiatan KSM selesai? Ternyata tidak. Bagi para pemenang (medali emas, perak, dan perunggu), mereka diundang untuk mengikuti pelatihan selama 2 minggu di ITB (Institut Teknologi Bandung). Dan saya adalah salah satu yang ikut diundang ke ITB.

(Ini foto kelas Fisika setelah senam pagi di hotel Lotus Bandung, saya yang pake kaos item & celana training hijau)

(yang ini foto bersama di depan ITB. Saya ada di atas, nomer tiga dari kiri)

Sebenarnya masih ada banyak foto lagi, besok-besok saya upload lagi...

***

Setelah pernah terbang ke Makassar, diundang ke Bandung, sekarang akhirnya saya ada di Semarang. Kuliah di Undip. 
Apakah di Undip ini saya dapat menjadi seperti (atau bahkan melebihi) satu tahun yang lalu, ataukah saya hanya akan nglokro
Semoga saya dapat berprestasi.. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar